Sabtu, 03 Agustus 2019

Inilah Bahaya-nya Sistim Jaringan “5G/ZTE” Pada Manusia, Hewan dan Tanaman!






Perlu Tahu: Inilah Bahayanya Mobile Phone Generations “5G” Terhadap Manusia, Hewan dan Tanaman

Peluang terjadi kanker telah naik hingga 3-4 kali lipat lebih banyak, ketika seseorang tinggal dekat BTS tower atau GSM tower, saat memakai 3G atau 4G. Sementara BTS tower 5G akan lebih tersebar dimana-mana dan sangat dekat jaraknya dengan pemukiman warga dibanding saat memakai 3G atau 4G .
Pada Maret 2018 lalu, sebanyak 237 ilmuwan telah menandatangani banding ke PBB dan meminta untuk mengambil risiko yang ditimboulkan oleh radiasi elektromagnetik yang lebih serius!

Semakin maju teknologi, semakin manusia dapat dipantau, bahkan diatur. Misal saja “smart power”(listrik pintar) yang dapat mengetahui dan memantau aktifitas Anda di rumah, alat elektronik apa yang telah atau sedang Anda gunakan, waktyu penggunaan, berapa jumlah waat yang terpakai dan lainnya.
Misalnya juga teknologi “smart TV” (TV pintar) yang oleh pihak-pihak jahat, bisa diretas untuk dapat tetap mendengar, melihat dan memata-matai aktifitas Anda, walau TV sudah dimatikan.
Atau “smart car” (mobil pintar) yang berbasis komputer dan GPS yang juga dapat diretas hingga bisa mengetahui posisi mobil Anda, mengontrol kemudi bahkan hingga rem mobil Anda dari jauh.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/en/6/6c/5th_generation_mobile_network_%285G%29_logo.jpg
5G logo
Dan kini, teknologi telekomunikasi selular dunia menggadang-gadang hadirnya teknologi jaringan telepon seluler atau “mobile phone generations” bernama 5Gpada semua operator, yang pada masa lalu kita telah merasakan generasi telpon selular sebelumnya, yaitu 1G, 2G, 3G dan 4G. 
Kehebatan teknologi 5G adalah, internet akan menjadi lebih cepat hingga 1000 kali lipat lebih cepat dibanding 4G.Teknologi 5G memiliki frequensi yang sangat tinggi 24-90 Ghz bahkan lebih, padahal sebelumnya 4G hanya 1-3 Ghz.
Istilah “5G” atau Fifth Generation (generasi kelima) adalah fase berikutnya dari standar telekomunikasi seluler melebihi standar 4G. Teknologi generasi kelima ini diliris untuk sistem operasi seluler mulai 2019 – 2020.
5G Menggunakan Gelombang MMW

Pemancar-pemancar berbahaya ini ada di setiap tiang lampu, tiang listrik, rumah dan wilayah bisnis di seluruh lingkungan, desa dan kota.
Teknologi 5G menggunakan gelombang milimeter (millimeter waves/ MMWs) yang memiliki panjang gelombang seukuran milimeter atau bahkan kurang dari 1 milimeter.
MMW termasuk dalam gelombang radio jenis Tremendously High Frequency (Frekuensi sangat teramat tinggi) atau disebut juga dengan singkatan T-rays, T-waves, T-light, T-lux atau THz yang mana gelombang ini memiliki pancaran radiasi.
Oleh karenanya, gelombang ini juga disebut sebagai gelombang Terahertz Radiation atau Submillimeter Radiation, atau Terahertz Waves.
MMW memiliki kelemahan, yaitu tidak terpancar atau berjalan dengan baik melalui bangunan dan cenderung diserap oleh hujan dan tanaman.
Oleh karenanya sinyalnya akan terganggu. Selain itu, gelombang frekuensi tinggi seperti MMW juga memiliki panjang gelombang jauh lebih pendek yang tidak dapat melakukan perjalanan jauh.
Untuk mengatasi masalah ini 5G akan menggunakan stasiun-stasiun pemancar penguat (repeater) yang fisiknya lebih ringkas dan kecil, namun sangat kuat (dan teknologi beamforming) yang akan memancarkan komunikasi paket data pada jalur yang harus tanpa gangguan, dan pastinya akan berada dekat dengan rumah dan lingkungan kita.
Pemancar-pemancar dengan kekuatan besar layaknya microwave dan berbahaya ini bisa jadi akan ada di setiap tiang lampu, tiang listrik, rumah dan wilayah bisnis di seluruh lingkungan, desa dan kota.
5G Bisa Memiliki Kecepatan Lebih dari 800 Gbps
Dalam teknologi 5G, data akan dikirimkan melalui gelombang radio. Gelombang radio akan terbagi menjadi frekuensi-frekuensi yang berbeda. Setiap frekuensi disiapkan untuk tipe komunikasi yang berbeda, seperti aeronautical dan sinyal navigasi maritim, siaran televisi, dan mobile data.
Beberapa konsep yang menjadi tujuan utama dari teknologi 5G, yaitu:
  • Kecepatan data yang lebih signifakan dari 4G.
  • Transfer data dari satu telepon ke telepon lain dengan kecepatan satu milidetik.
  • Dapat terkoneksi dengan alat seperti telepon, mobil, dan peralatan rumah tangga.
Dalam sebuah demonstrasi 5G yang dilakukan perusahaan Ericsson menggunakan interface radio dan teknologi Multiple-Input Multiple-Output (MIMO), teknologi 5G menghasilkan hasil kecepatan hingga 5 Gbps pada jaringan frekuensi 15 GHz.
Maka nantinya, teknologi 5G diprediksi memiliki kecepatan sekitar 800 Gbps, atau seratus kali lebih cepat dari kecepatan generasi sebelumnya. Dengan kecapatan seperti itu, teknologi 5G bisa memungkinkan untuk mengunduh 33 film High Definition (HD) hanya dalam beberapa detik! Atau memungkinkan para pengguna mengunduh setara tiga episode televisi dalam sedetik!

Kecepatan downlink 5G menurut generasi secara teknis. (pict: qarva)
Gelombang frekuensi 5G berdampak buruk pada manusia
Ribuan studi menghubungkan paparan radiasi frekuensi radio nirkabel tingkat rendah ke daftar panjang efek biologis yang merugikan, termasuk:
  • Pemutusan untai DNA tunggal dan ganda.
  • Kerusakan oksidatif  (oxidative damage).
  • Gangguan metabolisme sel.
  • Peningkatan halangan serapan darah ke otak.
  • Pengurangan melatonin.
  • Gangguan metabolisme glukosa ke otak.
  • Pembangkitan penekanan terhadap protein.

Fotomikrograf bagian wilayah CA3 hippocampal otak tikus, dari kontrol dan radiasi radio-frequency electromagnetic radiation / RF-EMR yang terpapar dari tikus diwarnai dengan hematoxylin dan eosin. A: Kontrol hewan; Terlihat deretan sel saraf normal di bagian pita sel piramidal wilayah hippocampus CA3. B: Terlihat otak tikus terkena RF-EMR dari ponsel; di antara sel-sel saraf normal, tampak warna gelap (sangat ternoda) dan menyusut.
Jangan lupa juga bahwa pada tahun 2011 Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengklasifikasikan radiasi frekuensi radio sebagai kemungkinan karsinogen 2B.
Baru-baru ini Program Toksikologi Nasional (National Toxicology Program) di AS senilai $ 25 juta menyimpulkan bahwa radiasi frekuensi radio dari jenis yang saat ini digunakan oleh telepon seluler dapat menyebabkan kanker!
Tapi di mana 5G cocok dengan semua ini? Mengingat bahwa 5G diatur untuk memanfaatkan frekuensi di atas dan di bawah pita frekuensi yang ada, maka 5G berada di tengah-tengah semua ini.
Namun kecenderungannya bervariasi dari satu negara ke negara lain, adalah 5G untuk memanfaatkan pita frekuensi (bandwidth) yang lebih tinggi. Yang membawa keprihatinan khusus itu sendiri.
Menurut banyak pakar internasional, lebih banyak penelitian mengenai efek kesehatan potensial dari teknologi telepon seluler 5G terbaru diperlukan, sebelum teknologi itu diluncurkan.
Peluang terjadi kanker telah naik hingga 3-4 kali lipat lebih banyak, ketika seseorang tinggal dekat BTS tower atau GSM tower, saat memakai 3G atau 4G biasa.

Mirip seperti azas kerja 5G, beginilah pancaran gelombang Wi-Fi jika terlihat oleh mata. Router pada bangunan dan tiang lampu terlihat melingkari bidang omnidirectional di sekitar mereka. Pancaran Wi-Fi berada pada frekuensi antara radio dan gelombang mikro, yang berarti bahwa gelombang atau denyutan pulsa yang terpancar terpisah sekitar sekitar enam inci, seperti yang ditunjukkan oleh garis-garis berwarna di depan Gedung Kongres AS.
Jadi bisa bayangkan apa yang bisa terjadi pada banyak orang apabila 5G sudah di implementasikan yang intensitasnya 10 bahkan 30 kali lipat?
Pakar frekuensi radio internasional Profesor Dariusz Leszczynski dari Universitas Helsinki dalam kuliah umum di Universitas Griffith, Brisbane pada (17/8/2017) silam, memperingatkan mengenai kurangnya pemahaman tentang efek kesehatan.
Penelitian yang dipublikasikan pada situs lembaga tersebut mengatakan bahwa teknologi 5G bisa menembus kulit hingga kedalaman 8 milimeter.
“Kita hanya tahu bahwa radiasi ini menembus kulit terdalam. Kita tak tahu betul bagaimana kulit yang berfungsi normal akan terpengaruh,” jelasnya.
Profesor Leszczynski adalah satu dari 30 pakar di tim penelitian internasional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2011 yang mengklasifikasikan semua emisi frekuensi radio sebagai kemungkinan karsinogen.
“Tampaknya, kita mengalami deja vu karena pada awal 1980an, kita berpikir bahwa teknologi pemancar berdaya rendah akan aman, tidak ada masalah, namun tiga puluh tahun kemudian nampaknya itu mungkin bersifat karsinogenik,” ujar Profesor Leszczynski.
Apa yang dapat Anda lakukan untuk mengurangi kerusakan yang akan dilakukan, khususnya pada mata dan kulit kita? Dalam beberapa tahun ke depan, dikhawatirkan akan ada peningkatan masalah mata karena teknologi 5G yang ada di depan pintu kita, pada ponsel cerdas kita, dan pancaran dari menara-menara BTS ponsel.

Mirip seperti azas kerja 5G, beginilah pancaran gelombang Wi-Fi jika terlihat oleh mata. Router pada bangunan dan tiang lampu terlihat melingkari bidang omnidirectional di sekitar mereka. Pancaran Wi-Fi berada pada frekuensi antara radio dan gelombang mikro, yang berarti bahwa gelombang atau denyutan pulsa yang terpancar terpisah sekitar sekitar enam inci, seperti yang ditunjukkan oleh garis-garis berwarna di depan Gedung Kongres AS.
Bahaya gelombang frekuensi 5G terhadap hewan dan tanaman
Radiasi elektromagnetik dari jaringan listrik, wi-fi, tiang telepon dan pemancar siaran, telah nyata menimbulkan ancaman bagi kehidupan liar. Para ahli lingkungan memperingatkan bahwa peluncuran 5G dapat menyebabkan bahaya yang jauh lebih besar.
Sebuah analisis dari 97 studi oleh badan peninjau yang didanai Uni Eropa, EKLIPSE, menyimpulkan radiasi adalah risiko potensial terhadap orientasi serangga, burung serta kesehatan tanaman.
Badan amal Buglife mengatakan, dampak serius pada lingkungan tidak dapat dikesampingkan. Sehingga, pemancar 5G diharapkan berada jauh dari lampu jalan yang menarik serangga, atau area di mana mereka dapat membahayakan satwa liar, seperti dikutip dari Telegraph, Senin (21/8/2018) lalu.

Fenomena burung-burung mati mendadak secara massal.
5G dapat berdampak signifikan pada satwa liar, jika menempatkan pemancar pada lampu jalan LED, yang menarik serangga malam hari seperti ngengat, yang akan meningkatkan paparan radiasi yang berisiko.
Pada Maret 2018 lalu, sebanyak 237 ilmuwan telah menandatangani banding ke PBB meminta mereka untuk mengambil risiko yang ditimbulkan oleh radiasi elektromagnetik yang lebih serius.
Laporan EKLIPSE menemukan bahwa orientasi magnetik burung, mamalia dan invertebrata seperti serangga dan laba-laba dapat terganggu oleh radiasi elektromagnetik (Electromagnetic Radiation/EMR). Ditemukan juga bahwa metabolisme tanaman akan diubah oleh EMR.
Para penulis review menyimpulkan, ada kebutuhan mendesak untuk memperkuat dasar ilmiah pengetahuan tentang EMR dan dampak potensial mereka terhadap satwa liar.
Secara khusus, ada kebutuhan untuk mendasarkan penelitian masa depan pada eksperimen yang berkualitas, berkualitas tinggi, dapat direplikasi sehingga bukti yang kredibel, transparan dan mudah diakses, agar dapat memberi informasi kepada masyarakat dan pembuat kebijakan untuk membuat keputusan dan menyusun kebijakan mereka.
Bahaya Tower BTS 5G bagi kesehatan

Anak-anak menyerap radiasi microwave 10 kali lebih banyak.
Manusia memiliki gelombang elektromagnetik pada organ-organ tubuh, seperti jantung, hati, otak manusia berkisar pada 8-10 Hz, jadi bayangkan apabila secara konstan tubuh manusa dihujani dengan trilyunan elektro magnetic tiap detik, ini sangat jauh dari alami dan natural.
5G memiliki frequensi yang sangat tinggi 24-90 Ghz, padahal sebelumnya 4G hanya 1-3Ghz, oleh karena itu membutuhkan penempatan tower yang lebih banyak dan berdekatankarena gelombangnya lebih padat,
Para ilmuan mengetahui bahwa gelombang ini akan berdampak lebih berbahaya dibandingkan 4G, yang sudah berakibat fatal dan diindikasikan menyebakan berbagai penyakit seperti pusing, insomnia, dan kanker pada kasus tertentu.
Menara sel 4G saat ini memiliki sekitar selusin port antena untuk mendukung semua komunikasi, sementara menara 5G lebih kecil dan akan menjadi MIMO (Multiple Input Multiple Output) dan membawa sekitar seratus port!
Menara-menara ini tingginya sekitar 4 kaki dibandingkan dengan menara 90 kaki biasa yang saat ini didirikan di sekitar kita. Pemancar akan tersedia dalam jarak 100 meter, dan “antena pintar” ini akan dapat membedakan antara berbagai sinyal yang tercampur di udara, seperti gelombang radio dan sinyal WiFi, dan mengirimkannya kembali secara teratur sehingga dapat “berbicara”.
Tower 5G jauh berbeda dengan 4G, karena tower 5G akan tersebar dimana-mana dan sangat dekat jaraknya dengan pemukiman warga, maka ketika 5G akan di implementasikan, akan ada tower atau gelombang pemancar di setiap jarak lima rumah untuk menyebarkan sinyal 5G, dan ini sangat berbahaya!

Jauh berbeda dengan 4G, tower 5G akan tersebar dimana-mana dan sangat dekat jaraknya dengan pemukiman warga.
Inilah Data Ponsel Dengan Tingkat Radiasi Tinggi
Selain dari tower, ancaman radiasi juga berasal dari ponsel yang Anda bawa. Dilansir oleh Das Bundesamt für Strahlenschutz atau Federasi Perlindungan Radiasi Jerman pada tahun 2019 merilis data ponsel dengan tingkat radiasi tinggi hingga rendah, yang bisa mempengaruhi pendengaran dan tubuh manusia.
Tingkat radiasi pada ponsel dikenal dengan Specific Absorption Rate atau SAR yang merupakan satuan ukuran jumlah energi frekuensi radio yang diserap tubuh saat menggunakan ponsel dengan menggunakan satuan Watt per kilogram.
Smartphone dengan tingkat SAR yang lebih tinggi, dianggap lebih berpotensi bahaya meskipun semua ponsel diharuskan lulus pengujian untuk memastikan SAR di bawah batas tertentu. Namun, beberapa produk ponsel diketahui memiliki radiasi SAR yang cukup tinggi.
Mari kita lihat daftar 8 teratas merk dan jenis ponsel yang masuk pasar Asia, dengan warna merah diatas 1,5 Watt / kg versi Federasi Perlindungan Radiasi Jerman:
1. Xiaomi MI A1. Tingkat SAR: 1,75 Watt / kg
2. One Plus 5-T. Tingkat SAR: 1,68 Watt / kg
3. Huawei Mate 9. Tingkat SAR: 1,64 Watt / kg
4. Xiaomi MI Max 3. Tingkat SAR: 1,58 Watt / kg
5. One Plus 6-T. Tingkat SAR: 1,55 Watt / kg
6. Nokia Lumia 630. Tingkat SAR: 1,51 Watt / kg
7. iPhone-7. Tingkat SAR : 1,38 Watt / kg
8. iPhone-8. Tingkat SAR: 1,32 Watt / kg
Tingkat SAR yang merupakan satuan ukuran jumlah energi frekuensi radio yang diserap tubuh saat menggunakan ponsel tersebut belum berbahaya karena tingkat SAR yang berbahaya atau diambang batas adalah diatas 2 Watt / kg.
Sementara itu, dilansir dari Phonearena, berikut ini 14 daftar ponsel dengan radiasi SAR paling tinggi di pasaran dunia, tanpa menunjukkan besaran SAR:
1. iPhone XS Max
2. iPhone XS
3. iPhone XR
4. Samsung Galaxy Note 9
5. Samsung Galaxy S9 Plus dan S10 Plus
6. Samsung Galaxy S9
7. Google Pixel 3 XL
8. Google Pixel 3
9. LG V40
10. LG G7
11. OnePlus GT
12. OnePlus 6
13. Xiaomi Pocophone F1
14. Sony Xperia XZ3
15. Vivo V15/V15Pro, Vivo X27Pro, Vivo Apex 2019
Biasanya ponsel yang memiliki tingkat Specific Absorption Rate atau SAR yang tinggi adalah ponsel yang memiliki kemampuan atau memiliki SIM Card ganda.
Jika Anda ingin mengetahui tingkat radiasi SAR yang merupakan satuan ukuran jumlah energi frekuensi radio yang diserap tubuh pada sebuah ponsel, Anda dapat milihatnya dari keterangan pada user manual yang ada dalam kotak kemasan ponsel. Namun jika user manual sudah hilang atau Anda membeli ponsel “batangan”, Anda dapat mengecek tingkat SAR ponsel anda disini.
11 Alasan Agar Diperhatikan
Radiasi elektromagnetik dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis: radiasi pengion (onizing radiation) dan radiasi non-pengion (non-ionizing radiation), berdasarkan kemampuan photon tunggal dengan lebih dari 10 eV energi, mampu untuk mengionisasi oksigen atau memutus ikatan kimia.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/a/a6/Dipole_xmting_antenna_animation_4_408x318x150ms.gif
Animasi pancaran gelombang sangat pendek.
Frekuensi ultraviolet dan lebih tinggi, seperti sinar-X atau sinar gamma yang terionisasi, akan menimbulkan bahaya khusus yang diakibatkan oleh radiasi elektromagnetik itu sendiri.
Sejauh ini bahaya radiasi kesehatan yang paling umum adalah terbakar sinar matahari, yang menyebabkan lebih dari satu juta kanker kulit baru setiap tahunnya.
Berikut ini tentang studi yang dilakukan sampai saat ini, yaitu 11 alasan untuk diperhatikan:
1. Gelombang yang jauh lebih padat dari “Electrosmog”
Electrosmog adalah istilah untuk hubungan antara “radiasi elektromagnetik dan kesehatan”. Kita akan dihujani oleh frekuensi yang sangat tinggi pada intensitas rendah, berjarak dekat hingga menciptakan frekuensi yang “sangat kental” bagai sup electrosmog yang lebih padat dan lebih rumit.
Untuk bekerja dengan kisaran gelombang MMW yang lebih tinggi dalam 5G, antena yang dibutuhkan lebih kecil. Beberapa ahli mengatakan antena sekecil 3 mm x 3 mm. Intensitas rendah untuk efisiensi, dan untuk mengatasi gangguan sinyal dari hambatan alami dan atau hambatan buatan manusia, misalnya seperti gedung.
2. Efek pada kulit

Kekhawatiran terbesar adalah bagaimana paparan panjang gelombang 5G yang baru ini akan mempengaruhi kulit.
Kekhawatiran terbesar adalah bagaimana paparan panjang gelombang 5G yang baru ini akan mempengaruhi kulit. Tubuh manusia memiliki antara dua hingga empat juta saluran keringat.
Dr. Ben-Ishai dari Hebrew University, Israel menjelaskan bahwa saluran keringat kita bertindak seperti “susunan antena heliks ketika terpapar pada panjang gelombang ini,” yang berarti bahwa kita menjadi lebih konduktif.
Sebuah studi di New York baru-baru ini yang bereksperimen dengan gelombang 60 GHz menyatakan bahwa “analisis kedalaman penetrasi menunjukkan bahwa lebih dari 90% daya yang ditransmisikan diserap dalam lapisan epidermis dan dermis pada kulit.”
Efek dari MMWs seperti yang dipelajari oleh Dr. Yael Stein dari Hebrew University dikatakan juga menyebabkan rasa sakit pada fisik manusia ketika nociceptor manusia mulai terkena karena mengenali gelombang ini sebagai rangsangan yang merusak. Jadi kita akan melihat kemungkinan banyak penyakit kulit dan kanker serta rasa sakit fisik pada kulit manusia ke depannya.
3. Efek pada Mata

Studi tahun 1994 oleh Medical Research Institute dari Kanazawa Medical Universitymenemukan bahwa paparan radiasi MMW menghasilkan kekaburan lensa mata pada tikus, yang terkait dengan munculnya katarak.
Sebuah studi tahun 1994 menemukan bahwa paparan radiasi gelombang mikro milimeter (MMW) yang rendah menghasilkan kekaburan lensa mata pada tikus, yang terkait dengan munculnya katarak.
Eksperimen yang dilakukan oleh Medical Research Institute dari Kanazawa Medical University menemukan bahwa frekuensi 60 GHz “…antena gelombang milimeter dapat menyebabkan cedera termal pada berbagai jenis level. Efek termal yang disebabkan oleh gelombang milimeter tampaknya dapat menembus di bawah permukaan mata.”
Sebuah penelitian di Cina tahun 2003 juga menemukan kerusakan pada sel-sel epitel lensa kelinci setelah 8 jam terpapar dengan radiasi gelombang mikro dan sebuah penelitian tahun 2009 yang dilakukan oleh College of Physicians and Surgeons di Pakistan menyimpulkan bahwa Electro-magnetic field (EMF) yang dipancarkan oleh ponsel menyebabkan kekacauan diferensiasi retina pada embrio ayam.
4. Efek Pada Jantung

Frekuensi kisaran 53-78 GHz (yang diusulkan 5G untuk digunakan) berdampak pada variabilitas detak jantung.
Sebuah studi di Rusia pada 1992 lalu telah menemukan bahwa frekuensi dalam kisaran 53-78 GHz (yang diusulkan 5G untuk digunakan) berdampak pada variabilitas detak jantung (indikator stres) pada tikus.
Studi oleh Rusia lainnya adalah tentang katak, yang kulitnya telah terpapar MMW, mereka menemukan perubahan denyut jantung (aritmia) pada katak.
Akibat hal ini maka ditakuti bahwa kisaran gelombang yang diusulkan dipakai untuk 5G  dapat menyebabkan serangan jantung pada manusia. Oleh sebab itu, Rusia melarang 5G di negaranya.
5. Efek Sistem Kekebalan Tubuh
Sebuah penelitian di Rusia tahun 2002 meneliti efek paparan radiasi gelombang mikro 42 HGz pada darah tikus sehat. Disimpulkan bahwa “paparan seluruh tubuh tikus yang sehat terhadap EHF EMR intensitas rendah memiliki efek mendalam pada indeks kekebalan nonspesifik (nonspecific immunity)”.
6. Efek pada Tingkat Pertumbuhan Sel

Gelombang mikro telah menekan pertumbuhan Bakteri E-coli serta “mengubah sifat dan aktivitas” sel.
Sebuah studi di Armenia pada 2016 mengamati gelombang MMW pada intensitas rendah, mencerminkan lingkungan masa depan yang disebabkan oleh 5G.
Studi yang mereka dilakukan pada bakteri E-coli dan bakteri lain, menyatakan bahwa gelombang mikro telah menekan pertumbuhan mereka serta “mengubah sifat dan aktivitas” sel.
Kekhawatirannya adalah bahwa ia akan melakukan hal yang sama pada sel manusia, yaitu: mengubah sifat dan aktivitas manusia.
7. Efek pada Resistensi Bakteri
Studi di Armenia yang sama, juga menunjukkan bahwa efek MMW terutama pada air, membran plasma pada sel, dan juga genom. Mereka telah menemukan bahwa interaksi MMW dengan bakteri mengubah sensitivitas mereka terhadap “bahan kimia aktif biologis yang berbeda, termasuk antibiotik.” Lebih khusus lagi, kombinasi MMW dan antibiotik menunjukkan bahwa itu mungkin mengarah pada resistensi antibiotik pada bakteri.
Temuan inovatif ini dapat memiliki efek magnum pada kesehatan manusia karena bandwidth diluncurkan secara nasional. Kekhawatirannya adalah bahwa kita mengembangkan resistensi yang lebih rendah terhadap bakteri, akibatnya sel kita menjadi lebih rentan, dan kita menjadi lebih rentan juga terhadap penyakit.
8. Efek pada Kesehatan Tumbuhan

Sebuah studi 2010 pada pohon Aspen menunjukkan bahwa paparan frekuensi radio menyebabkan daun menunjukkan gejala nekrosis (necrosis symptoms).
Salah satu fitur dari 5G adalah bahwa MMW sangat rentan diserap oleh tanaman dan hujan.
Manusia dan hewan sama-sama mengonsumsi tanaman sebagai sumber makanan. Efek MMW terhadap tanaman dapat tertinggal dan berbekas, dan tidak aman untuk dikonsumsi.
Ingat dan pikirlah kimia GMO di steroid, atau kimia chemtrails di udara. Maka, air akan jatuh dari langit ke tanaman yang telah terpapar gelombang MMW ini, juga akan di iradiasi.
Sebuah studi 2010 pada pohon Aspen menunjukkan bahwa paparan frekuensi radio menyebabkan daun menunjukkan gejala nekrosis (necrosis symptoms).
Studi di Armenia lainnya menemukan bahwa MMW dengan intensitas rendah “memohon perubahan spektrum isoenzim peroksidase (peroxidase isoenzyme) dari tunas gandum.” Peroksidase adalah protein stres yang ada pada tanaman. Indikasinya adalah bahwa 5G akan sangat berbahaya bagi tanaman.
9. Efek pada Atmosfer dan Menipisnya Bahan Bakar Fosil

Polar Orbit Satellites
Implementasi dari jaringan nirkabel global 5G membutuhkan peluncuran roket untuk menyebarkan satelit untuk 5G.
Satelit ini memiliki umur yang pendek yang akan membutuhkan penyebaran lebih banyak dari apa yang saat ini kita lihat atau sebelumnya.
Jenis baru dari mesin roket hidrokarbon yang diperkirakan akan memberi daya pada armada roket sub-orbital akan memancarkan karbon hitam yang “..dapat menyebabkan perubahan yang berpotensi signifikan dalam sirkulasi atmosfer global dan distribusi ozon dan suhu..” menurut sebuah studi di California 2010. Knalpot roket solid state mengandung klorin yang juga menghancurkan ozon!
Efek pada ozon dianggap lebih buruk daripada paparan CFC pada saat ini. Proyek Google bernama Project Loon dikatakan membawa internet ke daerah pedesaan yang sulit mengakses internet dengan menggunakan balon helium. Tapi balon ini hanya memiliki umur 10 bulan. Kami melihat banyak helium yang digunakan di sini, lebih dari apa yang dapat kami miliki di Bumi!
10. Gangguan Ekosistem Alam

Populasi lebah yang menurun juga dikatakan terkait dengan radiasi EMF yang tidak terionisasi.
Sejak tahun 2000, ada laporan tentang burung-burung yang meninggalkan sarangnya akibat masalah kesehatan seperti kerontokan bulu.
“Kerontokan atau kurangnya bulu yang tumbuh, masalah pergerakan, berkurangnya kemampuan bertahan hidup dan kematian,” kata peneliti Alfonso Balmori.
Spesies burung yang dipengaruhi oleh level rendah ini, radiasi gelombang mikro non-pengion adalah House Sparrows (burung gereja), Rock Doves (merpati), White Storks (kuntul putih), Collared Doves (puter) dan Magpies (kacer).
Tapi menyangkut hal ini bukan hanya burung. Populasi lebah yang menurun juga dikatakan terkait dengan radiasi EMF yang tidak terionisasi ini. Maka hal ini mengurangi kemampuan bertelur ratu lebah yang mengarah pada penurunan kekuatan koloni.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Loyola College di Chennai pada 2012 menyimpulkan bahwa dari 919 studi penelitian yang dilakukan pada burung, tanaman, lebah, dan hewan serta manusia lainnya, 593 di antaranya menunjukkan dampak dari radiasi RF-EMF. Akibatnya, maka 5G akan menambah efek dari electrosmog ini.
11. Sebagian Besar Studi 5G Menyesatkan (Misleading)
5G akan menggunakan gelombang milimeter yang berdenyut (pulse) untuk membawa informasi. Tetapi seperti yang ditunjukkan oleh Dr. Joel Moskowitz, sebagian besar studi 5G menyesatkan karena dianggap tidak mendenyutkan gelombang.
Hal ini penting karena penelitian pada gelombang mikro sudah memberi tahu kita bagaimana gelombang berdenyut (pulsed waves) memiliki efek biologis yang lebih mendalam pada tubuh makhluk hidup termasuk manusia, dibandingkan dengan gelombang tak-berdenyut (non-pulsed waves). Studi sebelumnya, misalnya, menunjukkan bagaimana frekuensi berdenyut menyebabkan toksisitas gen (gene toxicity) dan untai DNA pecah!!

Unjuk rasa anti-5G di London, Inggris.
Tiga Langkah Untuk Berurusan Dengan EMF (Electro-magnetic field)
Jika Anda saat ini memiliki masalah mata dan iritasi terus-menerus, saatnya Anda tahu, mungkin ada yang terlewatkan, dan Anda akan segera mulai membantu masalah ini pula, untuk turut serta mencegah masalah lebih lanjut dari gelombang EMF dari teknologi 5G.
Langkah-langkah yang dilakukan untuk berurusan dengan EMF dapat diringkas sebagai berikut:
  • Pahami eksposur Anda. Memahami berbagai jenis medan elektro-magnetik (EMF) dan bagaimana mereka berperilaku – karenanya perlu membaca (dan berbagi) artikel seperti ini.
  • Ukur – gunakan “EMF Meter” untuk mendapatkan hasil bacaan akibat paparan dan mengidentifikasi letak tower BTS atau hotspot.
  • Mitigasi eksposur Anda. Yang berarti menghilangkan sumbernya, menjauh dari sumber radiasi atau melindungi tubuh Anda terhadapnya.

EMF Meter (kiri), dan RF Meter (kanan).
IndoCropCircles akan merekomendasikan pendekatan yang sama terhadap pancaran gelombang pendek dari 5G.
Salah satunya adalah mendeteksi keberadaan gelombang pendek itu di lingkungan Anda. Dengan begitu, dapat diketahui sebesar apa pancarannya.
Sejenis alat pendeteksi gelombang elektromagnetik misalnya EMF Meter belum tentu mampu mencakup frekuensi MMW yang panjang gelombangnya sangat pendek, seukuran milimeter.
Ada kekhawatiran bahwa EMF Meter saat ini tidak dapat mengukur frekuensi gelombang sependak millimeter waves (MMW) tersebut.
Dalam hal ini, peneliti Alasdair Philips dari Powerwatchmenyatakan, “RF Meter (Radio Frequency Meter) saat ini masih mencakup rentang frekuensi yang diusulkan untuk sebagian besar penggunaan 5G paling tidak dalam tiga tahun ke depan”.
Bagaimana dengan Indonesia?
Sebelum 5G bisa di implementasikan situs Teknokal Energi Bersinar menyarankan pemerintah RI untuk melakukan studi, dengan semua pemegang saham yang terkait.
Pemerintah Republik indonesia seharusnya membentuk tim di:
  • Masyarakat. Warga dan Tokoh Masyarakat yang dihormati dan dipercaya sebagai organisasi independent.
  • Ilmuwan. Departemen kesehatan dan Kominfo untuk membentuk tim penelitian bersama LIPI (dalam pengawasan organisasi independent diatas dan DPR MPR, dan Ikatan Dokter Indonesia).
  • Militer, memberikan masukan akan dampak penggunaan gelombang elektromagnetik tingkat tinggi pada masyarakat.

5G Palm Cell Phone Repeater Tower.
Operator telepon sebaiknya menghentikan semua rencana upgrade dari 4G to 5G, baik untuk perusahaan atau untuk publik hingga hasil penelitian diumumkan.
Dan pastinya, dan harus mematuhi semua peraturan yang diberikan oleh pemerintah mengenai dampak dan efek dari impelementasi 5G kepada masyarakat.
Mungkin 5G adalah hasilan bentuk baru dari revolusi industri, konektivitas manusia dan bahkan kenyataan baru.
Maka hal ini akan menawarkan kemungkinan tak terbatas untuk masa depan komunikasi khususnya yang berbasis komunikasi seluler.
Kita memang masih membutuhkan lebih banyak penelitian. Tetapi yang sudah jelas, sebagaimana ditunjukkan oleh penelitian yang IndoCropCirclesbagikan di sini, adalah bahwa ada bahaya yang nyata.
Itulah sebabnya mengapa lebih penting untuk mengambil tindakan guna melindungi diri Anda dan orang yang Anda cintai.

Sources:
  • A 5G Wireless Future – Dr. Cindy Russell
  • Latest on 5G Spectrum – EMFields Solutions Ltd
  • IJMTER ISSN (online) 2349 – 9745 Evolution of Mobile Generation
  • Technology: 1G to 5G and Review of Upcoming Wireless Technology 5G – by Lopa J. Vora
Pustaka:

Tabel info – Perbedaan gelombang frekuensi jaringan 1G (generasi pertama), 2G, 3G, 4G dan 5G (generasi kelima).

Beri peringkat:


6 Votes

Tidak ada komentar:

Posting Komentar